Minggu, 25 Desember 2011

Tentang Istinja


BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Di dalam kitab-kitab fiqih yang telah berkembang lama dalam masyarakat ummat islam. Segala permasalahan dibahas secara terpisah-pisah sedikit dalam bab munakahat dan sedikit pula dalam bab-bab yang lainnya.
Makalah ini menguraikan masalah-masalah fiqih mengenai istinja, wudhu, mandi dan tayamum agar dapat membantu memudahkan para pembaca agar dapat mengikuti perkembangan fiqih.
Dalam penyusunan makalah yang sederhana ini, penyusun berpedoman pada sumber-sumber buku Fiqih yang di rangkum sehingga menjadi lebih mudah untuk di baca.

B.     RUMUSAN MASALAH
·         Pengertian Istinja
·         Adab Beristinja
·         Pengertian Wudhu
·         Fardhu Dan Sunnah Wudhu
·         Hal-hal yang Makruh Dalam Berwudhu
·         Hal-hal yang dapat membatalkan wudhu
·         Pengertian Mandi
·         Hikmah Mandi
·         Macam-macam Mandi
·         Cara-cara Mandi
·         Pengertian Tayamum
·         Syarat-syarat Tayamum
·         Rukun-rukun Tayamum
·         Sunnah-sunnah Tayamum
·         Hal-hal yang membatalkan tayamum

C.     TUJUAN MASALAH
·         Dapat mengetahui arti istinja
·         Dapat mengetahui adab beristinja
·         Dapat mengetahui arti wudhu
·         Dapat mengetahui fardhu dan sunnah wudhu
·         Dapat mengetahui hal-hal yang makruh dalam berwudhu
·         Dapat mengetahui hal-hal yang membatalkan wudhu
·         Dapat mengetahui arti wudhu
·         Dapat mengetahui hikmah wudhu
·         Dapat mengetahui bagian-bagian mandi
·         Dapat mengetahui cara-cara mandi
·         Dapat mengetahui arti tayamum
·         Dapat mengetahui syarat-syarat tayamum
·         Dapat mengetahui rukun-rukun tayamum
·         Dapat mengetahui sunnah-sunnah tayamum
·         Dapat mengetahui hal-hal yang membatalkan tayamum.












BAB II
ISTINJA

A.    PENGERTIAN ISTINJA
Istinja menurut bahasa berasal dari kata “An-Ninja”, maka berarti terlepas dari penyakit, sedangkan apabila istinja berasal dari kata “An-Najwu” yang arti sesuatu yang keluar dari dubur.
Istinja menurut istilah berarti bersuci dari buang air besar atau buang air kecil. Dari pengertian tersebut maka dapatlah di simpulkan bahwa istinja merupakan usaha melepaskan diri dari najis dan kotoran supaya menjadi suci dan bersih.
Sedangkan menurut pengertian yang lain, istinja artinya menghilangkan najis atau melepaskannya dari dua lubang. Al-Bukhori (149) dan Muslim (271) telah meriwayatkan dari Annas bin Malik Radiallahu Anhu.
كَانَ رَسُولُ الله الخَلآَءَ فَأَحمِلُ اَنَا وَغُلآُمُ نَحْوِى  اِدَاوَةً  مِنْ مَاءِ  وَعَنْزَةَ فَيَسْتَنْجِى بِاالمَإِ
Pernah rasulullah saw masuk kakus maka,saya bersama seorang anak sebaya saya membawakan sebuah bejana beristinja dengan air itu.(HR.Bukhari dan muslim).
1.    Adab istinja
a.       Adab yang berkaitan dengan tempat buang hadas
·         Jalan umum
·         Lubang di tanah atau di dinding
·         Di bawah pohon
·         Air yang tergenang
b.      Adab yang berkaitan dengan keluar masuk ke tempat buang hajat.
Adab masuk dan keluar dari tempat buang hajat antara lain :
·           Mendahulukan kaki kiri ketika masuk jamban dan mendahulukan kaki kanan ketika keluar
·           Jangan berbicara selama dalam jamban
·           Membaca do’a sebelum masuk dan keluar jamban
c.       Adab yang berkenaan dengan arah
Diharamkan buang hajat dengan menghadap ke kiblat atau membelakangi nya. Terutama bila halitu di lakukan di tempat terbuka dan tidak ada penutup nya atau dalam suatu tempat yang bukan khusus di sediakan untuk itu.
d.      Adab yang berkaitan dengan sikap.
Orang yang buang hajat hendak lah bersandar pada kaki kiri nya dengan menegakkan kaki kanan,dengan memandang ke langit,ke farji nya,dan melihat  kepada kotoran yang keluar dari nya.
e.       Menggunakan tangan kiri ketika beristinja
2.    Syarat-syarat istinja atau benda lain nya.
Apabila menggunakan alat istinja selain air,maka harus memenuhi syarat seperti berikut.
a.       batu atau benda itu keras dan harus suci serta dapat untuk membuang atau membersihkan najis.
b.      Batu atau benda itu tidak bernilai.
c.       Sekurang-kurangnya tiga kali sapuan dan samapi bersih.
d.      Najis yang akan di bersihkan belum kering.













BAB III
WUDHU

A.    PENGERTIAN WUDHU
Menurut bahasa wudhu berasal dari kata “Al-Wadha’ah” yang artinya keindahan dan kecerahan. Sedangkan menurut syarat berarti nama pekerjaan yang menggunakan air untuk anggota-anggota tubuh tertentu di sertai niat.
Sedangkan “Al-Wadhu” adalah air yang di gunakan untuk berwudhu. Sedangkan menurut pengertian lain, wudhu berarti membersihkan anggota-anggota wudhu untuk menghilangkan hadats kecil. Sebagaimana firman Allah dalam QS.Al-Maidah : 6
يَآيُهَا الّذِيْنَ اٰمَنُوْا اذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوا وُجُوْهَكُمْ وَأَيْدِيَكُم اِلَى المَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ  اِلى الَكَعَْبَينِ
Wahai orang-orang yang beriman apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu, dan tanganmu sampai pada sikut dan sapulah kepalamu dan basuh kakimu sampai kedua mata kaki. QS.Al-Maidah : 6

1.      Syarat-syarat wudhu
Wudhu di anggap sah apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a.       Islam
b.      Mumayyiz yaitu orang yang sudah dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk tentang pekerjaan yang di lakukannya.
c.       Tidak berhadats besar
d.      Wudhu di kerjakan dengan menggunakan air yang suci dan mensucikan
e.       Tidak ada yang menghalangi sampainya air wudhu pada anggota wudhu.

2.      Rukun-rukun Wudhu
Selain dari pada fardu yang telah di paparkan, maka sebaiknya di kerjakan dengan urutan sebagai berikut :
a.       Niat
b.      Membasuk muka
c.       Membasuh kedua tangan samapi sikut
d.      Menyapu sebagian kepala
e.       Membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki
f.        Tertib

3.      Urutan wudhu
Selain fardu yang telah di paparkan maka sebaiknya di kerjakan dengan urutan sebagai berikut :
a.       Membaca basmalah
b.      Berniat
c.       Mencuci kedua telapak tangan
d.      Berkumur-kumur
e.       Membersihkan lubang hidung
f.        Membasuh muka
g.      Membasuh kedua tangan sampai sikut
h.      Mengusap sebagian kepala
i.        Mengusap kedua daun telinga
j.        Membasuh kedua kaki sampai mata kaki

4.      Sunnah-sunnah Wudhu
Selain dari rukun atau fardu wudhu dan urutan wudhu ada beberapa sunnah wudhu yang sebaiknya di kerjakan untuk menyempurnakan ibadah wudhu yang di kerjakan. Sunnah wudhu di antaranya sebagai berikut :
a.       Membaca basmalah
b.      Membasuh kedua telapak tangan hingga pergelangan
c.       Bersiwak
d.      Berkumur-kumur dan menghirup air kemudian di keluarkan
e.       Menyela-nyela janggut yang tebal bagi yang punya.
f.        Mengusap kepala
g.      Menyela jari-jari kaki dan tangan
h.      Mengusap telinga dengan air baru
i.        Mendahulukan anggota wudhu yang kanan dari pada yang kiri
j.        Membasuh anggota wudhu tiga kali
k.      Berturut-turut artinya tidak lama selang waktunya dalam mengerjakan anggota wudhu yang satu dengan anggota yang lainnya.
l.        Memperpanjang Ghurah dan Tahjil
m.    Tidak meminta bantuan orang lain, kecuali terpaksa. Misalnya sakit
n.      Menghemat air
o.      Tidak di lap kecuali terpaksa
p.      Menghadap kiblat ketika berwudhu
q.      Tidak berbicara
r.        Berdoa

5.      Hal-hal yang makruh dalam berwudhu.diantara nya:
a.       Berlebih-lebihan atau pelit dalam menggunakan air
b.      Mendahulukan yang kiri
c.       Menyeka air dengan sapu tangan
d.      Memukul air kepada wajah
e.       Menambah atau mengurangi dari tiga kali basuh
f.        Meminta bantuan orang lain dalam berwudhu.

6.      Beberapa hal yang dapat membatalkan wudhu
Hal-hal yang dapat membatalkan wudhu adalah:
a.       Keluar sesuatu dari salah satu dua pintu jalan
قَالَ رَسُولُ اللهِ ص.م : لآَيَقْبَلُ اللهُ صَلآَةَ اَحَدِكُمْ اِذَا احَدَثَ حَتّىَ يَتَوَضَأَ (رواه البخارى ومسلم)
Rasulullah SAW bersabda : Allah tidak menerima shalat di antara kamu jika berhadats sehingga dia berwudhu terlbih dahulu. (HR. Bukhori Muslim)
b.      Tidur nyenyak, pingsan dan mabuk
قَالَ رسُولُ اللهِ ص.م : اَلحَيْنَانِ وَكَأُ السَّهِ  فإِذَا نَامَتِ العَيْنَانِ اِنْطَلَقَ الوِكَاءُ فَمَنْ نَامَ فَيَتَّوَضَّأَ (رواه ابو داود)
Rasulullah SAW bersabda : kedua mata itu adalah tali yang mengikat pintu dubur, maka apabila kedua mata tidur, maka terbukalah ikatan pintu itu, maka siapa saja yang tidur hendaklah berwudhu.
c.       Hilang akal
d.      Bersentuhan antara kulit laki-laki dan perempuan yang keduanya sudah baligh dan bukan muhrim. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. An-Nisaa : 43
اوْ لَمَسْتُمُ النِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَآءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا
Atau Kamu telah menyentuh perempuan kemudian kamu tidak mendapatkan air, maka bertayamumlah dengan tanah yang suci.(QS. An-Nisaa :43)

e.       Menyentuh Fardzi
Sebagaimana Hadits Nabi :
عَن امِّ حَبِيْبَةَ قَالَتْ : سَمِعْتُ رسول اللهِ ص.م يَقُول : مَنْ مَسَّ فَرْجَهُ فَلْيَتَوَضَّأَ (رواه ابن ماجَه)

Dari Ummi Habibah berkata : saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda : Siapa saja yang menyentuh kemaluannya, maka hendaklah berwudhu. (HR. Ibnu Majah)

BAB IV
MANDI

A.    PENGERTIAN MANDI
Mandi menurut bahasa adalah mengalirkan air pada tubuh, sedangkan menurut istilah mandi adalah mengalirkan air ke seluruh badan dengan niat.
Dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 222 Allah berfirman :
اِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَ يُحِبُّ المُتَطَهِّرِيْنَ ..........
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan diri”. (QS. Al-Baqarah : 222)
1.      Macam-macam Mandi, yaitu :
a.       Mandi besar atau mandi wajib adalah mandi yang menentukan syahnya ibadah yang mempersyaratkan kesucian yakni terjadinya sebab-sebab yang mewajibkan seperti janabat, haid, nifas dan mati.
b.      Mandi sunah, yaitu mandi seperti pada hari raya fitri, hari raya akad, mandi sesudah memandikan mayat,dll.

2.      Cara-cara Mandi
a.       Cara mandi besar atau wajib :
-          Niat
-          Membasuhkan air keseluruh bagian luar tubuh
-          Tertib
b.      Cara mandi sunah
-          Membaca basmalah
-          Membasuh kedua tangan keluar bejana
-          Berwudhu dengan sempurna
-          Menyela-nyela rambut kepala dengan air kemudian membasuhkan kepala tiga kali.
-          Menggosok-gosok seluruh badan
-          Membasuh bagian tubuh sebelah kanan terlebih dahulu kemudian sebelah kiri.
-          Memperhatikan lekuk-lekuk tubuh ketika membasuh.
-          Meniga kalikan membasuh
3.      Beberapa hal yang dapat memakruhkan dalam mandi, yaitu :
-          Berlebihan dalam menggunakan air
-          Mandi dalam air yang tergenang.


BAB V
TAYAMUM

A.    PENGERTIAN TAYAMUM
Tayamum menurut bahasa berarti menuju, sedangkan menurut syara berarti mengumpulkan debu yang suci kepada wajah dan ke dua tangan di sertai dengan niat dan cara tertentu.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Maidah : 6
وَاِنْكُنْتُم مَرْضٰٰٰ وَعَلىَ سَفرٍ اَوْجآءَ احَدُ مِّنكمْ منَ الغَآءِطِ اَولأَ مَسْتُمُ النِّسآَء فَلَمْ تَجِدُ وَامَآءَ فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدُا طَيْبًآ فَا مَسَحُوْ بِوُجُوْهِكُمُ وَاَيْدِ يَكُمْ مِنْه.ُ


“Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembalidari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. (QS. Al-Maidah: 6)

1.      Syarat-syarat Tayamum
Tayamum di anggap syah apabila telah memenuhi syarat-syarat seperti berikut :
a.       Telah masuk waktu shalat
b.      Sudah berusaha mencari air tetapi tidak mendapatkan air sedangkan waktu shalat sudah tiba.
c.       Menggunakan tanah atau debu yang suci
d.      Menghilangkan najis terlebih dahulu
e.       Berusaha mengetahui kiblat terlebih dahulu.

2.      Rukun Atau Fardhu Tayamum
Yang termasuk fardu tayamum, yaitu :
a.       Niat
b.      Mengusap wajah dan kedua tangan dengan debu dua kali pukulan
c.       Tertib
Rukun tayamum ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW :
قَالَ رَسُوْلُ الله : التَيَمّمُ َضَرْبَتانِ ,ضَرَبَةٌ لِلْوَجْهِ وَضَرَبَةٌ  لِلْيَدَيْنِ (رواه الد ارقطنى)

“Rasulullah SAW telah bersabda : Tayamumlah itu dua kali tepukan, sekali untuk muka dan sekali lagi untuk kedua tangan. (HR. Daruqutni)
3.      Sunnah-sunnah Bertayamum
a.       Semua yang di sunnahkan dalam berwudhu juga sama di sunnahkan dalam tayamum, seperti membaca basmallah.
b.      Menebarkan jari ketika menepukannya pada tangan.
c.       Menipiskan debu dengan cara mengibaskan kedua telapak tangan atau meniupnya.
4.      Sebab-sebab Tayamum
Tayamum di lakukan sebagai pengganti wudhu karena ada sebab-sebab sebagai berikut, yaitu :
a.       Karena tidak ada air
Setelah shalat tidak wajib mengulang lagi shalat apabila sudah mendapatkan air. Sedangkan dalam keadaan junub/hadats besar, maka wajib mandi bila mendapatkan air. Karena tayamum menghilangkan hadats.
b.      Karena sakit, yang tidak di bolehkan terkena air.
c.       Karena berada pada perjalanan jauh dimana tidak ada air.

5.      Hal-hal yang dapat membatalkan wudhu, diantaranya :
a.       Hal-hal yang membatalkan wudhu sama saja dengan hal-hal yang membatalkan tayamum
b.      Ada air setelah tidak ada sebelum shalat
c.       Mampu menggunakan air seperti halnya orang yang sakit lalu sembuh.
d.      Murtad.
BAB VI
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Istinja, wudhu, mandi, tayamum merupakan suatu cara untuk mensucikan diri dari hadats untuk mendekatkan diri kepada Allah yang sudah di tentukan oleh Syariat Islam mengenai kaifiatnya, baik secara langsung di jelaskan di dalam Al-Quran maupun penjelasan dari Rasulullah SAW dalam haditsnya.

B.     Saran Dan Pesan
Penyusun makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari pada itu penyusun mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan di masa yang akan datang.



















DAFTAR PUSTAKA


-          Mentri Agama, Fiqih, Jakarta, 1998
-          Anshori Umar Sitanggal, Fiqih Safi’i Sistematis, Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar